EKONOMI - Rilis terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Mesuji mencatat inflasi year-on-year (y-on-y) pada Desember 2024 sebesar 1, 78?ngan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 111, 14. Angka ini menunjukkan kenaikan harga yang cukup moderat, terutama di sektor kebutuhan pokok seperti makanan, minuman, dan tembakau (2, 61%), serta pakaian dan alas kaki (3, 15%).
Namun, yang paling mencolok adalah kenaikan signifikan dalam sektor pendidikan yang mencapai 8, 95%. Kenaikan ini bisa berdampak pada akses pendidikan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Jika biaya pendidikan terus meningkat tanpa disertai bantuan sosial atau peningkatan pendapatan, hal ini dapat memperburuk ketimpangan sosial dan ekonomi.
Di sisi lain, terdapat beberapa sektor yang mengalami deflasi, seperti perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (-0, 18%), serta transportasi (-0, 38%). Penurunan harga di sektor ini bisa memberikan sedikit kelonggaran bagi masyarakat, terutama dalam hal pengeluaran rutin.
Potensi Dampak terhadap Kemiskinan
Meskipun angka inflasi masih relatif terkendali, dampaknya terhadap kemiskinan tetap perlu diwaspadai. Masyarakat berpenghasilan rendah di Mesuji lebih rentan terhadap kenaikan harga kebutuhan pokok, terutama makanan dan minuman. Jika pendapatan mereka tidak meningkat sejalan dengan inflasi, daya beli mereka akan semakin menurun, yang berpotensi meningkatkan angka kemiskinan di tahun 2025.
Selain itu, kenaikan harga di sektor jasa seperti restoran (1, 54%) dan perawatan pribadi (3, 66%) menunjukkan adanya peningkatan biaya hidup secara umum. Bagi kelompok masyarakat dengan ekonomi lemah, kondisi ini dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup, terutama dalam pemenuhan kebutuhan sekunder dan tersier.
Baca juga:
Gamawan Fauzi: Semua Ada Akhirnya
|
Kesimpulannya:
Jika inflasi di Mesuji tetap terkendali di kisaran 1, 78%, dampaknya terhadap kemiskinan mungkin masih bisa diatasi, terutama jika pemerintah daerah mengambil langkah strategis, seperti subsidi bahan pokok, bantuan pendidikan, dan insentif usaha bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Namun, jika tren kenaikan harga terus berlanjut tanpa adanya peningkatan pendapatan atau program perlindungan sosial yang memadai, angka kemiskinan di 2025 bisa meningkat. Pemerintah perlu memantau perkembangan inflasi ini secara lebih cermat dan mengambil kebijakan yang berpihak pada masyarakat rentan agar daya beli mereka tetap terjaga.
Mesuji, 14 Januari 2025
Komarudin
Ketua Jurnalis Nasional Indonesia